sebuah batu besar di bukit :
bagai seseorang sedang merenung
betapa sunyi !
dan langit yang mengaca
memantul bayang-bayang awan di atas bukit
kala matahari tenggelam berkilauan
batu besar itu dirangkum sepi
batu besar di bukit :
wajah senja yang bijaksana
dan bukit yang sunyi.
Batu Besar
Lagu Rakyat
bulan mei
tengah hari
matahari memercik
pada bulir-bulir padi
bayang-bayang menari
sepanjang jalan sunyi.
di padang rumput
sebaris pohon
menggoyangkan daun
bagai tangan lumpuh.
segumpal awan
malas dan gontai
gemetar
lalu melenyap.
langit biru
luas membentang
bagai kuburan kosong!
Kusapa Sepi
kusapa sepi
di atas batu besar
di tepi kali.
ia tersenyum
menggenggam erat jemariku
lalu berkata,
kini aku
bukan sepi lagi.
april 97
Pisau Hati
kutancapkan sebilah pisau
pada kelopak hatimu
yang ungu
setelah lewati
malam-malam penuh api
engkaupun mati membeku.
may 97
Pada Hari Minggu
Setelah 7 bulan berkutat dengan proyek yang tak kunjung selesai, pada hari minggu ini saya memberanikan diri libur 1 hari. Itupun sebenarnya tidak jelas libur buat apa dan mengapa harus libur sementara pekerjaan belum selesai. Namun begitulah... memang tampaknya ada yang perlu disegarkan kembali dalam diri saya ini, entah itu apa namanya.. sudah hampir 2 tahun ini saya menjadi manusia normal, perjalanan yang sungguh berat namun harus dilalui. Dengan menjadi manusia, konsekuensi yang harus saya terima adalah bersikap seperti halnya manusia. Saya sudah kehilangan banyak sekali dunia yang indah dan mengerikan, saya bahkan merasa kehilangan diri saya yang lalu. Namun biarlah semua berlalu, karena hidup adalah sebuah pertanyaan besar, dan saya sudah mengetahui jawabannya. Selamat tinggal Arif.....
Latihan menulis lagi meski masih tertatih-tatih...