seperti badan yang enggan menggeliat, peluru kenyataan menembus kekakuan jiwa, menyegarkan ingatan pada burung di atas laut yang menyambar-nyambar ikan demi suatu pengharapan; hidup ? akankah dalam dada ini tumbuh kemungkinan terburuk ? menghentakkan nafas yang kian beringas, kulalui jalan penuh cahaya. tanpa tersisa kegelapan, tanpa terbakar kemapanan. aku masih berbelok lagi. bila kuucapkan selamat tinggal saat ini, bukankah nanti kan sia-sia ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 and..:
Post a Comment